Wednesday, February 16, 2011

Perang Irak Bagian Paling Sulit Dalam Sejarah AS

Jakarta - Amerika Serikat (AS) secara resmi menarik seluruh pasukannya dari Irak mulai, Kamis (2/9) waktu AS. Menurut Presiden AS Barack Obama, Perang Irak merupakan masa-masa paling sulit yang dihadapi dalam sejarah perang Amerika.

" Ini semua merupakan masa-masa paling sulit yang kita hadapi dalam salah satu sejarah perang Amerika yang paling panjang," kata Barack Obama seperti ditulis dalam email press release yang dikeluarkan Kedubes AS untuk Indonesia, Rabu, (1/9).

Perang Irak sendiri telah berlangsung hampir satu dasawarsa. Selama itu AS mengalami resesi yang panjang dan menyakitkan. 7,5 tahun lalu, Presiden Bush mengumumkan dimulainya operasi militer di Irak. Lantas pertempuran untuk melucuti senjata negara menjadi pertarungan melawan pemberontakan.

"Kita telah mengalami resesi yang panjang dan menyakitkan. Dan terkadang di tengah badai ini, masa depan yang kita upayakan untuk membangun demi negeri ini sepertinya berada jauh dari jangkauan kita," tambah Obama.

Akibat Perang Irak, pertempuran terorisme dan sektarian telah mengancam timbulnya perpecahan di Irak. Puluhan ribu orang terluka. Hubungan AS dengan luar negeri menjadi tegang. Persatuan di dalam negeri diuji.

"Maka malam ini, saya mengumumkan bahwa misi pertempuran Amerika di Irak telah berakhir. Operasi Pembebasan Irak telah usai, dan rakyat Irak bertanggung jawab atas keamanan negeri mereka sendiri," tegasnya.

"Sore ini, saya berbicara dengan mantan Presiden George W. Bush. Semua orang
tahu bahwa ia dan saya berselisih paham tentang perang ini sejak awal. Namun tak seorang pun dapat meragukan dukungan Presiden Bush bagi pasukan kita, atau cintanya pada negara dan komitmennya pada keamanan kita," tutupnya.

Harus Siap Serang Iran

Sementara itu dari London dilaporkan, mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair dalam wawancara dengan BBC menyatakan dunia internasional harus siap melakukan aksi militer terhadap Iran jika rezim negeri itu mengembangkan senjata nuklir. Sebab upaya Iran untuk mengembangkan senjata nuklir sama sekali tak bisa diterima.

"Saya katakan bahwa saya pikir sama sekali tak bisa diterima jika Iran memiliki kemampuan senjata nuklir dan saya pikir kita harus siap mengkonfrontir mereka, secara militer jika diperlukan," kata Blair saat mempromosikan buka biografinya berjudul "A Journey", Kamis (2/9).

Ditekankan Blair, tak ada alternatif selain aksi militer jika Iran terus mengembangkan senjata nuklir. "Saya pikir tak ada alternatif untuk itu jika mereka terus mengembangkan senjata nuklir. Mereka (Iran) perlu mendapatkan pesan itu dengan tegas dan jelas," cetus Blair.

Dalam wawancara itu, Blair juga mengatakan dirinya sangat menyesal atas jatuhnya korban jiwa di Irak. Namun Blair tidak menyesali keputusan melancarkan perang Irak. Menurut Blair, membiarkan Saddam Hussein berkuasa akan mendatangkan risiko yang lebih besar bagi keamanan dibanding dengan menggulingkannya.

No comments:

Post a Comment